Toilet Trainning

Assalamu'alaykum Warrohmatullahi Wabarokatuh,.

Hai, saya ibu dari 3 anak yang soleh dan sholehah.
anak pertama saya Sarrah (5YO) yang kedua Farid (2Y& 8MO) dan yang ketiga Shafiyah (7 Mo).

Bercerita tentang toilet training, anak pertama saya Sarrah ketika saya mulai toilet training berusia kurang lebih 3YO. pasalnya, Sarrah mempunyai adik ketika berusia 2Y&7MO, dan saya pikir kalau saya harus mengeluarkan dana tambahan untuk diapers sayang sekali. padahal anak saya sudah bisa berbicara yang jelas. tinggal bagaimana saya melatihnya saja. tentu saja semua "alah bisa karena biasa". waktu itu saya juga masih maju mundur cantik melakukan toilet training Sarrah. seminggu training, seminggu lagi bubar jalan. yaaa gimana anaknya bisa karena biasa? so, saya harus perbaiki diri dan lebih konsisten. its only hard in the beginning right? and yes indeed! alhamdulillah dalam waktu seminggu Sarrah sudah bisa free diapers disiang hari. tapi belum untuk malam hari. IT'S OKAY! ini kemajuan. dari tadinya diapers minimal 2x sehari, sekarang jadi 1x sehari. Budget-pun berkurang ya cyiiinnn... 😀 PEER saya selanjutnya free diapers malam hari. Alhamdulillah ga lama si kakak udah bisa free diapers siang dan malam and i say goodbye to diapers size XL 😂😂
HAPPY? of course I'M! walopun terkadang beberapa kali si kakak Sarrah ada ngompol-ngompolnya juga. tapi ndak signifikanlah dengan progresnya yang terbilang cepat. mungkin karena usianya juga sudah cukup matang untuk toilet training ya? (hanya hipotesa sy saja loh! blm buat research yang mendalam. tapi menurut saya akan berbeda tiap anaknya.)

and here's come my FAVORITE, the one and only boy who love me wholeheartedly, abang Farid. Farid saya mulai toilet trainning usia 22MO. jauuuuuuuuhhh lebih muda dari kakak Sarrah. KENAPA? karena saya lagi hamil dan mau melahirkan 3 bulan lagi. and our budget only to buy one diapers. So, to compress our living cost, Farid need to be toilet training! syukur alhamdulillah anaknya sudah bisa berbicara. walaupun sedikit-sedikit. walaupun masih terbata-bata.
Asumsi saya, yo wes laah ga-pa-pa saya lelah sedikit lebih banyak jika living cost bisa ditekan. ketika mulai, saya masih positive thinking. pelan-pelan step by step abang Farid pasti bisa. i thought will be finish before his baby sister born. eeeeeehhhh ternyata Farid butuh waktu lebih banyak.. i mean like a looooooooooooottttttt!!!! why? karena sampai sekarang, Farid masi suka pipis ataupun pup dicelana.
Hal ini kadang suka memicu emosi saya. membuat saya marah, ataupun kesel. saya sering berpikir, butuh berapa lama sih Farid bisa lulus toilet trainingnya? i mean seriously? ini udah 10 bulan saya toilet training doi, kok belum khatam juga sih?

LALU,.. tadi saya menyadari. there's a gap between Sarrah ages dan Farid ages when they're learning toilet training!! GW BARU SADAR BO!!!!
saya baru sadar bahwa ada perbedaan usia sarrah memulai toilet training dengan Farid memulainya.
saya LUPA kalau saya tidak bisa pakai standar sarrah dalam melihat hasilnya.
i push everything on him at his early age. usia dimana dia masih harus saya mengerti dan pahami. padahal segalanya sudah dia bagi diusianya yang muda. ketika baru lahir sudah harus berbagi ibu dan ayah dengan kakak Sarrah, dan diusia 2Y&1MO sudah harus berbagi lagi ayah ibu dan kakak sarrah dengan adik bayi bernama Shafiyah.
I completely forgot that he's just a baby. a baby that i push through to act bigger than his ages!
duuuhhh abang, maafin ibu ya nak. maafin ibu yang suka lupa kalo abang hanya butuh ibu mengerti dan maklumi ya bang. i promise, to remember this and not to push anything on you anymore bang Farid.

jadi, tiap anak ya pastilah berbeda-beda cara memahaminya. berbeda cara mereka belajarnya. jangan menempatkan standar tertentu apalagi yang tidak sama usianya. it's just like you compare apple with ball. while you suppose to compare apple to apple.

Comments

Popular Posts