Review : Dwilogi Padang Bulan - Andrea Hirata

sulamaik sore sanak wak sadoalahnyo,.. ^^
 apo kesah? 

kombinasi kalimat yang akan sangat jarang anda temui,. :D
satu minang, 
satu lagi melayu,


alasan saya menggunakannya,. sederhana saja, 
saya terbentuk dari budaya matriakat (a.k.a minang) 
dan budaya patriakat (a.k.a melayu) 
lalu mencoba tumbuh remaja dalam lingkungan yang mengkombinasikan keduanya.. 


tapi sayangnya dalam masa pertumbuhan saya menjadi dewasa, kedua budaya khas itu, menjadi jarang tersentuh dengan kehidupan saya. maklum, hidup di rantau orang. 

kalo boleh saya menggunakan pantun minang, begini kira-kira pituahnyo,.


pai ka pantai carocok di painan, 
singgah sabanta di biaro, 
kok tapaso iduik di rantau urang, 
adaik nan ado jan dilupo,. 

kalo pantun melayu, ?
ah, saya tak begitu paham menguraikan kata-katanya,.. 
walaupun saya sangat mengagumi gurindam dua-belas yang tekenal itu,. 
peer berikutnya nih,.. 
*menguasai pantun melayu* ^^


lalu tujuan saya posting apa? 

jadi ceritanya berawal dari hal yang saya lakukan 2 hari terakhir ini,
malam sabtu dan malam minggu + hari minggu ini, 
saya menobatkan diri sendiri kena penyakit gila paling akut, nomer 1.
mungkin dalam kamus orang awam mengenai penyakit gila, inilah indikasi pertamanya. 
tertawa-tawa sendiri, terbahak-bahak sendiri, terjungkang-jungkang sendiri, sambil meringis menahan sakitnya perut ulah ketawa, 
*oke saya sedikit berlebihan* 
tapi, saya bener-bener tertawa dua malam ini.. 


apa pasal? 
pasalnya, cuma dari sebuah buku yang saya beli jum'at kemarin. 
two in one kalau saya boleh mengklaim istilah untuk buku itu. 
tapi, sejujurnya bukan hanya hiburan yang membuat saya terbahak-bahak,
saya mendapat pelajaran-pelajaran penting tentang kehidupan, tentang budaya, tentang hukum probabilitas, tentang psikologi secara sederhana, tentang kekuatan obeservasi yang mendetail, sampai pelajaran tentang pertarungan catur yang dianlogikan menjadi the seven samurai hingga treemusketeer. 
dan yang membuat saya bisa hanyut terlarut dalam alur cerita adalah keunikan rangakaian kata yang disajikan penulis. 

alam imajinasi saya-pun terbang kesana, seolah-olah saya ada disamping kak Enong ikut menyaksikan pertandingan catur yang menegangkan. membantunya sepenuh hati untuk kembali mengangkat martabatnya yang telah direndahkan banyak orang. tapi tanpa larut dalam kesedihan yang mendalam jikalau rencana kita belum berhasil. 
bagi penulis, kak Enong adalah seorang guru kesedihan, tampaknya begitu juga yang terjadi pada diri saya. 
"habis air mataku. lunas sudah kesedihan itu. hidup harus berlanjut. tantangan ada di muka. masih banyak yang dapat disyukuri." 
 begitu ujar kak Enong setelah menangis sepanjang malam hingga subuh setelah kematian ibunda tercintanya. 


ada kalanya saya dibawa ke dalam sebuah kedai kopi yang penuh dengan manusia melebur bersama gumpalan asap rokok dan air mendidih penyeduh kopi. beserta sengatan terik matahari dan angin panas yang bertiup dari laut cina selatan. 
tapi tak jarang saya seperti ikut mengintai bersama preman cebol, memecahkan kasus bersama detektif cerdik, dan merasa pintar sekaligus bahagia jika kasus terpecahkan. kekuatan pikiran, kekuatan keinginan, kekuatan tekad, mengalahkan semua sertifikat training serta ijazah sekolah yang mungkin tak pernah dimiliki kedua orang itu.


dan imajinasi yang paling menyenangkan adalah ketika saya berada di warung kopi bersama penulis.
ketika saya ikut merasa kena damprat pak cik yang tak tau panas, tak tau hujan tiba-tiba marah. lalu, juga tiba-tiba berubah menjadi ramah ketika kemarahannya disela oleh keponakan dan cucunya.
perkataannya yang dikatakan ketika marah, akan berbalik 180 derajat saat keramahannya muncul. penulis menyebutnya paradoks yang unik. kombinasi yang menarik. saya mungkin akan menyebutnya, multiple personality disorder, ato bisa jadi lebih cenderung manic-depresif? ahaha, ntahlah.. tapi saya setuju dengan penulis akan prinsip-prinsip yang dipegang pak cik. ya, mungkin memang seperti itulah orang melayu tulen. 

lalu saya juga menikmati percakapan unik penulis dengan Yamuna. ntahlah penulis menyebutnya penyakit gila nomer ke berapa. tapi saya yakin, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. kalau pak cik bisa cenderung disebut manic-depresif, saya rasa pembicaraan dengan Yamuna bisa dikategorikan  waham dalam karateristik schizopren. ;P ahahaha,.. saya bercanda.


tapi semua itu yang membuat saya terpingkal-pingkal ditengah sunyinya malam. 


ga percaya? 


just try to read this book... 


yeah,.. ini bisa dibilang buku ke 5 sekaligus ke 6-nya Andrea Hirata. 
Padang bulan dan Cinta di dalam gelas.


ah ya,.. saya teringat lagi hal lain yang membuat saya tertawa panjang sekali,..
waktu ikal dan chip akan pergi ke tanjong pandan naik sepeda buatan chip. 


"Coba baca yang keras!"
"Fasten your seat belt while seated! Life vest under your seat!"
"Pahamkah kau artinya?"
ikal paham, tapi menggeleng. 
"Tentu saja kau tak paham! Tahu apa kau itu! Baiklah kuberi tau padamu artinya!"
ikal mengangkat wajah, memandang dengan wajah penuh harap akan jawaban. 
"Artinya adalah, DILARANG MENGELUARKAN ANGGOTA BADAN!" 


dan saya benar-benar tertawa keras dan panjang saat membacanya..
believe me or not, 
saya saat itu seperti memang berada di depan mereka dan mendengarkan pembicaraan mereka. 
sangat-sangat terasa nyata. 
ntahlah apa karna khayalan saya suka terlalu tinggi mungkin,.. ;)


so, if you want to laugh, and also get the lesson about life, 
i suggest you to buy and read this book. 



 you have to read this, first (picture above) before read that (picture below)




enjoy reading^^

Comments

  1. tolong ya, klo mau masuk2in bahasa2 psiklogi, di kasi artiannya juga sekalian dong tante...hahahaha...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts