bidadari-bidadari surga



ceritanya akhir-akhir ini saya bosan dengan segala cerita novel bergaya metro-pop yang disuguhkan pengarangnya..bukan ceritanya ngga bagus,.tapi terlalu fairy tale menurut saya. saya mulai merindukan setumpuk novel-novel pembangun yang islami yang dulu saat smu saya baca...sayangnya saya lupa keberadaan setumpuk novel-novel itu sejak harus pindah rumah dan saya sendiri pindah ke pulau seberang demi menuntut ilmu,.. (semoga ibu saya menyelamatkan sumber-sumber ilmu itu... *_*)

ini salah satu resensi novel pembangun jiwa yang islami menurut saya,.. sudah 2 kali saya membaca karyanya..satu dalam judul "Rembulan tenggelam diwajahmu" dan yang ini,.. judulnya bidadari-bidadari surga..


ini kisah tentang keluarga,
ini kisah tentang 5 saudara,
ini kisah tentang kakak dan adik-adiknya,
ini kisah tentang perjuangan seorang kakak dan ibu mereka yang sekuat tenaga berusaha untuk menyekolahkan 4 orang lagi adik-adik / anak-anaknya,
ini kisah tentang laisa yang dalam diamnya, dalam renungan-renungan malamnya, dalam kemarahan yang membuncah ketika menghadapi adiknya yang bandel, tapi tetap berusaha sekuat tenaga melindungi mereka dari segala macam marabahaya dan berpikir keras bagaimana caranya agar ke-4 adiknya tidak putus sekolah,

"mereka lahir di sebuah lembah indah yang sempurna dikepung hutan belantara. terpencil dari manapun. dua jam perjalanan dari kota kecamatan terdekat. persis ditengah-tengah bukit barisan yang membentang membelah pulau."

ya mereka hidup di kampung kecil yang bahkan tidak ada puskesmas disana. mereka terbiasa dengan semua keterbatasan. terbiasa dengan kehidupan terpencil. tapi kak laisa tidak. kak laisa tidak ingin ke-4 adiknya tetap hidup dalam keterbatasan.

"Suatu hari nanti, sungguh kalian akan melihat berjuta kerlip cahaya lampu yang jauh lebih indah di luar sana, di luar lembah kita..." begitu setidaknya menurut kak laisa.

"KAU ANAK LELAKI DALIMUNTE! anak lelak harus sekolah! akan jadi apa kau jika tidak sekolah? pencari kumbang di hutan sana seperti orang lain dikampung ini? penyadap damar? kau mau menghabiskan seluruh masa depanmu di kampung ini? setiap tahun berladang dan berharap hujan turun teratur? setiap tahun berladang hanya untuk cukup makan! kau mau setiap tahun hanya makan ubi gadung setiap kali hama belalang menyerang ladang? hah, mau jadi apa kau, Dalimunte?"

"Kau tahu! mamak setiap hari ke ladang! setiap sore ke hutan mencari damar! mengumpulkan uang sepeser demi sepeser agar kalian bisa sekolah! lantas apa yang kau berikan sebagai rasa terima-kasih? BOLOS SEKOLAH!!! BERMAIN AIR??" begitualah sedikit penggalan kemarahan kak laisa pada adiknya, Dalimunte.

"ikanuri, wibisana, suatu saat nanti kalian akan melihat betapa hebatnya kehidupan ini.. betapa indahnya kehidupan diluar sana. kalian akan memiliki kesempatan itu, yakinlah.. kakak berjanji akan melakukan apapun demi membuat semua itu terwujud..."

dalimunte menyeka ingusnya

"tapi sebelum hari itu tiba, sebelum masanya datang, dengarkan kakak, kalian harus rajin sekolah, rajin belajar, dan bekerja keras. bukan karena hanya demi mamak yang sepanjang hari terbakar matahari di ladang. bukan karena itu. tapi ikanuri, wibisana, dalimunte, kalian harus selalu bekerja keras, bekerja keras, bekerja keras, kerena dengan itulah janji kehidupan yang lebih baik akan berbaik hati datang menjemput..." kak laisa mengatakan itu kepada ke-3 adik lelakinya,..

"Biar. Biar lais yang berhenti sekolah, mak,.."

"Kau harus tetap sekolah, lais!" mamak menatap tajam laisa.

"Lais tahu mamak tidak punya cukup uang untuk membeli seragam baru Dali. biar lais yang berhenti sekolah. lagipula lais anak perempuan. buat apa lais sekolah tinggi-tinggi. biarlah dalimunte yang sekolah. lais membantu mamak mencari uang saja. dengan begitu nanti ikanuri dan wibisana juga bisa sekolah...juga yashinta..." mulai subuh itu, mamak tahu persis satu hal...

bagaimana akhirnya?
jadi apakah Dalimunte, ikanuri, wibisana dan juga yashinta?
bagaimana dengan mamak dan kak laisa?
akankah mereka benar-benar keluar dari kampung dan menyaksikan jutaan kerlip cahaya lampu yang lebih indah?
mendingan baca deh bukunya...
ngga seru kalau saya harus membuat kesimpulannya...
karna akan terlewatkan kutipan-kutipan indah pembangun motivasi...
karna akan terhilangkan gaya bertutur sang penulis yang mengalir dalam setiap paragraf-nya..

selamat hunting ke toko buku... ^^

Comments

  1. tenaaaaaaaaaaang, novel-novel mu itu aku yang selamatkan. ada kok di lemari mama yangg besar itu,
    waaah,udah baca dia, mau baca jugaa

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah...
    terimakasih adikku sayangg... :D
    lemari besar yang mana??
    di rumah belakang?
    ato dirumah depan?

    iya,..ntar ke jakarta aku kasi novelnya buat kw..

    ntar kalo aku balik, aku bawa semua novel aku di kw yaa... :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts