ada 3 kunci surga dunia, nak... kata ibuku,...

Bismillahirrahmanirrahim


minggu lalu, ibu saya sharing pelajaran mengajinya,
kata beliau, "ada 3 kunci surga dunia, nak..."

saya sebagai orang yang masih awam dengan ilmu-ilmu agama,
menurut saya, menikah adalah salah satu bagian dari surga dunia.
setidaknya itu yang banyak saya denger dari teman-teman kampus yang sudah menikah,
"surga dunia bo'!!"

lalu ibu saya melanjutkan perkataannya,
"kunci surga dunia itu adalah Ridha, Ikhlas dan Syukur, nak..."

berangkat dari perkataan ibu saya disiang hari,
malam harinya saya mengunjungi toko buku yang biasa saya datangi,
bagian pertama yang saya lihat adalah bagian buku-buku baru,
lalu saya lanjut kebagian samping kanan toko buku yang memuat buku-buku mengenai tentang islam.
saya ingin mencari sebuah buku yang bisa menginspirasi saya.
buku yang memberi pelajaran kepada saya.

meskipun banyak rak yang memenuhi buku-buku sumber ilmu,
tapi belum juga ketemu yang saya cari,
apa yang saya cari?
sebenarnya saya-pun tak jelas...
akhirnya setelah sekian lama berjongkok dan memperhatikan sebuah rak kecil tambahan disisi rak utama,
saya menemukan sebuah buku yang membuat saya tertarik ingin tahu isinya.
alhamdulillah, selalu ada salah satu buku yang dibuka plastiknya sebagai contoh.
saya baca sehalaman, 2 halaman, balik sana-bolak sini.
saya semakin tertarik.

ya! saya putuskan untuk membeli buku itu.

kebiasaan saya adalah membaca buku sebelum tidur,
jadi sebelum tidur saya buka buku yang baru saya beli,..
dimulai dari mukadimah, lalu ke content buku itu,
saya disuguhkan hal-hal baru,
allhamdulillah, buku ini seperti yang saya perkirakan,
banyak menambah pengetahuan saya.

ah, ya..saya belum bilang judul bukunya apa,..
judulnya "Quantum Ridha" dari Muhammad Khalid Tsabit.

i kept reading
hingga sampailah saya pada satu paragraf yang menuliskan begini:


"Ja'far bin Sulaiman Ash-Shun'i bercerita: suatu hari, ketika Sufyan Ats-Tsuri berada di tempat Rabi'ah (Al-Adawiyyah), ia berseru, '"Ya Allah, ridhailah kami.' Rabi'ah menukas, 'Tidakkah kau malu kepada Allah meminta ridha-Nya, sementara kau sendiri tidak ridha terhadap-Nya?!'"

JLEB!!
saya langsung bercermin pada tingkah laku saya.
disetiap akhir sholat, saya kerap memohon agar Allah ridha terhadap saya,
lalu saya bertanya pada diri saya sendiri,
sudahkah saya ridha terhadap Allah?

jadi apa yang dimaksud dengan ridha terhadap Allah?
saya bertanya lagi pada diri saya sendiri...
dengan terus membaca saya temukan jawabannya..

banyak kutipan para sufi dan alim ulama yang menjabarkan pengertian ridha didalam buku itu,
tetapi yang paling menggugah saya, adalah ketika Nabi Musa meminta keridhaan Tuhannya.
Lalu Allah berfirman;

"Sesungguhnya keridhaan-Ku tersimpan dalam keridhaanmu menerima qadha' ketetapan-Ku"

apa yang terjadi didalam kehidupan saya,
adalah sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Pencipta saya. Qadha'-Nya.
semuanya tertulis di Lauh Mahfuz.

lalu saya berfikir sejenak,
menerawang ke masa lalu,
beberapa waktu yang lalu saya suka menyesali pilihan jurusan kuliah saya,
saya berkata begini,
"kalau saja dulu saya pilih jurusan perminyakan, mungkin sekarang saya sudah ada menambang emas hitam. baik di daratan ataupun dilautan. dan gaji yang dijanjikanpun bukannya sedikit...kesempatan saya untuk keliling dunia lebih besar...
kenapa saya malah berbalik memilih psikologi?? dan lama pula lulusnya.. huffff... seandainya sajaaaa...."

menyesali.
lalu dimana letak keridhaan saya terhadap qadha' ketetapan yang telah ditetapkan kepada saya?

ketika Nabi Musa memohon kepada Allah agar menunjukkan beliau sesuatu yang mengandung keridhaan-Nya, Allah menurunkan wahyu pada Nabi Musa.
"Sesungguhnya ridha-Ku ada dalam sesuatu yang tidak kau suka, dan kau tidak akan bisa sabar menghadapi apa yang tidak kau suka."

hmm,.. yaaa...
apa yang saya inginkan, saya suka, saya pikir baik untuk saya,
tetapi belum tentu Tuhan berkata begitu.
makanya ada quote:
"what you want isn't really what you need."

ketika lulus sma yang saya inginkan adalah masuk kuliah jurusan kedokteran.
lalu entah kenapa saya memilih satu jurusan lagi teknik perminyakan.
hanya asal pilih waktu itu saya rasa.
setelah lulus, lalu saya tolak karena masih ingin memperjuangkan jurusan kedokteran sesuai keinginan awal saya..
saya bahkan tidak mengenal psikologi.
apa itu psikologi?
bahkan saya baru tahu kalau guru BP saya disekolah, berasal dari jurusan psikologi.
ogah-ogahan masuk kelas,
lebih sering nongkrong sana-sini,
begitu sikap saya awal-awal kuliah,
sangat tidak sabar saya, bahkan terbersit niat untuk hengkang dari psikologi di tahun ke2 kuliah.
alhamdulillah tidak terjadi.. hehehe..

padahal jalan saya sudah digariskan oleh Tuhan,
dan psikologi adalah garisnya, qadha' ketetapanNya.

lebih lanjut para pakar ilmu menjelaskan didalam buku;
"Kehidupan yang paling nikmat adalah kehidupan orang-orang yang ridha terhadap Allah. sebab ridha adalah menyonsong apa yang turun kepadanya dari bala bencana dnegan penuh ketaatan dan keceriaan, dan menaati apa yang belum turun kepadanya dari bala bencana dengan tafakkur dan i'tibar. baginya, Tuhannya pasti berbuat yang terbaik untuknya, sayang terhadapnya, dan lebih mengetahui apa yang maslahat baginya. apa pun qadha' ketetapan yang turun (menimpanya) ia tidak pernah membencinya, melainkan menyadari sepenuhnya bahwa itulah kehendak dari-Nya sambil mengganggap baik perbuatan dari Tuhan tersebut."

ternyata waktu itu saya sangat tidak menyadari perbuatan baik Tuhan terhadap saya.
saya menyalahkan diri saya.
saya menyalahkan ibu saya.
terlebih-lebih, saya menyalahkan waktu.
padahal Tuhan adalah waktu/masa itu sendiri.

bercermin dari pengalaman saya,
dari tingkah laku dan penyesalan-penyesalan yang pernah saya perbuat, ataupun terpikirkan
ternyata saya belum ridha terhadap qadha' ketetapan Allah.
kadang mendongkol, kadang jengkel, kadang marah,
dimana letak muka saya saat meminta ridha-Nya?

mengutip perkataan Imam Ali Bin Abi Thalib:
"Duh,.duh,.duh,. alangkah minimnya bekal, sementara perjalanan masih jauh dan rute jalan begitu ganas."

tetapi saya yakin akan satu hal,..
bahwa Tuhan saya Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Maha Pemurah dan Maha Pengampun.
Maha Pemberi Pertolongan kepada hamba-hambanya yang meminta pertolongan.
jadi saya tidak akan berputus asa dari rahmat Tuhan saya.

well, ini hanya setitik dari pengertian ilmu ridha yang baru saya pelajari, masih banyak yang saya belum pelajari.
semoga kita sama-sama dapat memetik pelajaran dari tulisan ini.
belajar ridha terhadapNya sehingga Dia pun ridha terhadap kita.. 

"Jika kalian ingin menjadi wali abdal, maka cintailah apa yang menjadi kehendak Allah, dan barangsiapa yang menyukai apa yang menjadi kehendak Allah, maka tidak turun kepadanya segala takdir dan hukum ketentuan Allah sedikit pun kecuali ia terima dengan suka cita."

"Barangsiapa yang diberi perlindungan Allah ke dekat-Nya, maka ia harus ridha kepada-Nya dengan segala ketentuan takdir yang berlaku padanya, sebab tidak ada sungut kedongkolan (tasakhkhuth) di atas hamparan kedekatan (qurbah)."

Comments

  1. they called me she`May 23, 2010 at 12:42 AM

    gw baru sadarrr....ternyata gw blm ridha,pantas gw blm dpt ridha Nya..
    topik yg bagus buwat d bahas..

    ReplyDelete
  2. Buat dibahas dimana?
    this just an introduction of "ridha"
    There's lot more lesson that im not read, learning, and do it yet,..

    but alhamdulillah, if its inspired you,. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts